Infeksi Menular Seksual (IMS)
menyebar cukup mengkhawatirkan di Indonesia. Baik jenis gonorchea maupun
sifilis. Sifilis adalah penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh bakteri spiroseta, Treponema pallidum. Penularan biasanya melalui kontak seksual;
tetapi, ada beberapa contoh lain seperti kontak langsung dan kongenital sifilis
(penularan melalui ibu ke anak dalam uterus).
Gejala dan tanda dari sifilis banyak
dan berlainan; sebelum perkembangan tes serologikal, diagnosis sulit dilakukan
dan penyakit ini sering disebut “Peniru Besar” karena sering dikira penyakit
lainnya. Data yang dilansir Departemen Kesehatan menunjukkan penderita sifilis
mencapai 5.000 – 10.000 kasus per tahun. Sementara di Cina, laporan menunjukkan
jumlah kasus yang dilaporkan naik dari 0,2 per 100.000 jiwa pada tahun 1993
menjadi 5,7 kasus per 100.000 jiwa pada tahun 2005. Di Amerika Serikat, dilaporkan
sekitar 36.000 kasus sifilis tiap tahunnya, dan angka sebenarnya diperkiran
lebih tinggi. Sekitar tiga per lima kasus terjadi kepada lelaki.
Bila tidak terawat, sifilis dapat
menyebabkan efek serius seperti kerusakan sistem saraf, jantung, atau otak.
Sifilis yang tak terawat dapat berakibat fatal. Orang yang memiliki kemungkinan
terkena sifilis atau menemukan pasangan seks-nya mungkin terkena sifilis
dianjurkan untuk segera menemui dokter secepat mungkin.
Ciri-ciri
Kuman penyebabnya disebut Treponema pallidum. Masa tanpa gejala berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu. Kemudian timbul benjolan di sekitar alat kelamin. Kadang-kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks. Gejala ini akan hilang dengan sendirinya dan seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini.
Kuman penyebabnya disebut Treponema pallidum. Masa tanpa gejala berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu. Kemudian timbul benjolan di sekitar alat kelamin. Kadang-kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks. Gejala ini akan hilang dengan sendirinya dan seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini.
Selama 2-3 tahun pertama penyakit
ini tidak menunjukkan gejala apa-apa, atau disebut masa laten. Setelah 5-10
tahun penyakit sifilis akan menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan
jantung. Pada perempuan hamil sifilis dapat ditularkan kepada bayi yang
dikandungnya dan bisa lahir dengan kerusakan kulit, hati, limpa dan keterbelakangan
mental.
2. Ciri Pada Wanita
dan Pria
Namun demikian bagaimana penyakit sifilis ini sesungguhnya? Mungkin sedikit uraian berikut ini bisa membantu Anda.
Sifilis atau yang disebut dengan
‘raja singa’ disebabkan oleh sejenis bakteri yang bernama treponema pallidum.
Bakteri yang berasal dari famili spirochaetaceae ini, memiliki ukuran yang
sangat kecil dan dapat hidup hampir di seluruh bagian tubuh. Spirochaeta
penyebab sifilis dapat ditularkan dari satu orang ke orang yang lain melalui hubungan
genito-genital (kelamin-kelamin) maupun oro-genital (seks oral). Infeksi ini
juga dapat ditularkan oleh seorang ibu kepada bayinya selama masa kehamilan.
Anda tidak dapat tertular oleh sifilis dari handuk, pegangan pintu atau tempat
duduk WC.
Gambaran tentang penyakit sifilis
seperti yang dikemukakan tersebut mungkin masih membuat Anda penasaran, karena
wanita yang tidak tahu kalau suaminya sering ‘jajan‘ mungkin tidak menyadari kalau
dirinya sudah mengidap penyakit sifilis.
Jadi uraian selanjutnya adalah
mengenali gejala yang mungkin terjadi pada wanita, yang terurai dalam empat
stadium berbeda.
STADIUM SATU Stadium ini ditandai oleh
munculnya luka yang kemerahan dan basah di daerah vagina, poros usus atau
mulut. Luka ini disebut dengan chancre, dan muncul di tempat spirochaeta masuk
ke tubuh seseorang untuk pertama kalinya. Pembengkakan kelenjar getah bening juga
ditemukan selama stadium ini. Setelah beberapa minggu, chancre tersebut akan
menghilang. Stadium ini merupakan stadium yang sangat menular.
STADIUM DUA Kalau sifilis stadium satu tidak
diobati, biasanya para penderita akan mengalami ruam, khususnya di telapak kaki
dan tangan. Mereka juga dapat menemukan adanya luka-luka di bibir, mulut,
tenggorokan, vagina dan dubur. Gejala-gejala yang mirip dengan flu, seperti
demam dan pegal-pegal, mungkin juga dialami pada stadium ini. Stadium ini
biasanya berlangsung selama satu sampai dua minggu.
STADIUM TIGA Kalau sifilis stadium dua masih
juga belum diobati, para penderitanya akan mengalami apa yang disebut dengan
sifilis laten. Hal ini berarti bahwa semua gejala penyakit akan menghilang,
namun penyakit tersebut sesungguhnya masih bersarang dalam tubuh, dan bakteri
penyebabnya pun masih bergerak di seluruh tubuh. Sifilis laten ini dapat
berlangsung hingga bertahun-tahun lamanya.
STADIUM EMPAT Penyakit ini akhirnya dikenal
sebagai sifilis tersier. Pada stadium ini, spirochaeta telah menyebar ke
seluruh tubuh dan dapat merusak otak, jantung, batang otak dan tulang.
Sedangkan pada lelaki yang telah
tertular oleh sifilis memiliki gejala-gejala yang mirip dengan apa yang dialami
oleh seorang penderita wanita. Perbedaan utamanya ialah bahwa pada tahap
pertama, chancre tersebut akan muncul di daerah penis. Dan pada tahap kedua,
akan muncul luka-luka di daerah penis, mulut, tenggorokan dan dubur.
Orang yang telah tertular oleh
spirochaeta penyebab sifilis dapat menemukan adanya chancre setelah tiga hari –
tiga bulan bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh. Kalau sifilis stadium satu
ini tidak diobati, tahap kedua penyakit ini dapat muncul kapan saja, mulai dari
tiga sampai enam minggu setelah timbulnya chancre.
Sifilis dapat mempertinggi risiko
terinfeksi HIV. Hal ini dikarenakan oleh lebih mudahnya virus HIV masuk ke
dalam tubuh seseorang bila terdapat luka. Sifilis yang diderita juga akan
sangat membahayakan kesehatan seseorang bila tidak diobati. Baik pada penderita
lelaki maupun wanita, spirochaeta dapat menyebar ke seluruh tubuh dan
menyebabkan rusaknya organ-organ vital yang sebagian besar tidak dapat
dipulihkan. Sifilis pada ibu hamil yang tidak diobati, juga dapat menyebabkan
terjadinya cacat lahir primer pada bayi yang ia kandung.
3.
Penyebab Sifilis disebabkan oleh :
Gejala penyakit sipilis berlangsung
3-4 minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu. Kemudian timbul benjolan di sekitar
alat kelamin. Kadang-kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti
flu, yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada bercak kemerahan pada tubuh
sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks. Gejala ini akan hilang dengan
sendirinya dan seringkali penderita tidak memperhatikan hal ini.
Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan
gejala apa-apa, atau disebut masa laten. Setelah 5-10 tahun penyakit sifilis
akan menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan jantung. Pada perempuan
hamil sifilis dapat ditularkan kepada bayi yang dikandungnya dan bisa lahir
dengan kerusakan kulit, hati, limpa dan keterbelakangan mental
Treponema Pallidum Tanda dan Gejala
- Stadium I: terdapat ulkus atau erosi bentuk bulat atau bulat lonjong, tepi landai, bersih, kulit sekitarnya tidak meradang, relatif tidak nyeri dan teraba keras.
- Stadium II: muncul 6-8 minggu sesudah infeksi, lebih banyak sebagai kelainan kulit berupa macula, papul berwarna merah tembaga, kadang - kadang terdapat pustul. Lesi terutama terdapat pada badan, telapak tangan, telapak kaki dan tidak terasa gatal. Disamping itu terdapat pula kondiloma lata, lesi pada mukosa mulut atau genitalia terdapat limfadenopati generalisasi.
- Stadium III: muncul 3-10 tahun sesudah stadium I, Gejalanya terutama gumma atau tubera pada kulit atau organ lain Sifilis congenital dini gejalanya menyerupai stadium II.
BakteriTreponemapallidum.
Bakteri ini masuk kedalam tubuh manusia melalui selaput lendir (misalnya di vagina atau mulut) atau melalui kulit, dalam beberapa jam, bakteri akan sampai ke kelenjar getah bening terdekat kemudian menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
Bakteri ini masuk kedalam tubuh manusia melalui selaput lendir (misalnya di vagina atau mulut) atau melalui kulit, dalam beberapa jam, bakteri akan sampai ke kelenjar getah bening terdekat kemudian menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
4. Gejala Penyakit Sipilis Pada
Wanita
mengenali gejala yang mungkin
terjadi pada wanita, yang terurai dalam empat stadium berbeda.
Stadium satu. Stadium ini ditandai oleh munculnya luka yang kemerahan dan basah di daerah vagina, poros usus atau mulut. Luka ini disebut dengan chancre, dan muncul di tempat spirochaeta masuk ke tubuh seseorang untuk pertama kalinya. Pembengkakan kelenjar getah bening juga ditemukan selama stadium ini. Setelah beberapa minggu, chancre tersebut akan menghilang. Stadium ini merupakan stadium yang sangat menular.
Stadium dua. Kalau sifilis stadium satu tidak diobati, biasanya para penderita akan mengalami ruam, khususnya di telapak kaki dan tangan. Mereka juga dapat menemukan adanya luka-luka di bibir, mulut, tenggorokan, vagina dan dubur. Gejala-gejala yang mirip dengan flu, seperti demam dan pegal-pegal, mungkin juga dialami pada stadium ini. Stadium ini biasanya berlangsung selama satu sampai dua minggu.
Stadium satu. Stadium ini ditandai oleh munculnya luka yang kemerahan dan basah di daerah vagina, poros usus atau mulut. Luka ini disebut dengan chancre, dan muncul di tempat spirochaeta masuk ke tubuh seseorang untuk pertama kalinya. Pembengkakan kelenjar getah bening juga ditemukan selama stadium ini. Setelah beberapa minggu, chancre tersebut akan menghilang. Stadium ini merupakan stadium yang sangat menular.
Stadium dua. Kalau sifilis stadium satu tidak diobati, biasanya para penderita akan mengalami ruam, khususnya di telapak kaki dan tangan. Mereka juga dapat menemukan adanya luka-luka di bibir, mulut, tenggorokan, vagina dan dubur. Gejala-gejala yang mirip dengan flu, seperti demam dan pegal-pegal, mungkin juga dialami pada stadium ini. Stadium ini biasanya berlangsung selama satu sampai dua minggu.
Stadium
tiga. Kalau sifilis stadium dua masih juga belum diobati, para penderitanya
akan mengalami apa yang disebut dengan sifilis laten. Hal ini berarti bahwa
semua gejala penyakit akan menghilang, namun penyakit tersebut sesungguhnya
masih bersarang dalam tubuh, dan bakteri penyebabnya pun masih bergerak di
seluruh tubuh. Sifilis laten ini dapat berlangsung hingga bertahun-tahun
lamanya.
Stadium empat. Penyakit ini akhirnya dikenal sebagai sifilis
tersier. Pada stadium ini, spirochaeta telah menyebar ke seluruh tubuh dan
dapat merusak otak, jantung, batang otak dan tulang.
Gejala Penyakit Sipilis Pada Pria
Sedangkan pada lelaki yang telah tertular oleh sifilis
memiliki gejala-gejala yang mirip dengan apa yang dialami oleh seorang
penderita wanita. Perbedaan utamanya ialah bahwa pada tahap pertama, chancre
tersebut akan muncul di daerah penis. Dan pada tahap kedua, akan muncul
luka-luka di daerah penis, mulut, tenggorokan dan dubur.
Orang yang telah tertular oleh spirochaeta penyebab sifilis dapat menemukan adanya chancre setelah tiga hari – tiga bulan bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh. Kalau sifilis stadium satu ini tidak diobati, tahap kedua penyakit ini dapat muncul kapan saja, mulai dari tiga sampai enam minggu setelah timbulnya chancre.
Orang yang telah tertular oleh spirochaeta penyebab sifilis dapat menemukan adanya chancre setelah tiga hari – tiga bulan bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh. Kalau sifilis stadium satu ini tidak diobati, tahap kedua penyakit ini dapat muncul kapan saja, mulai dari tiga sampai enam minggu setelah timbulnya chancre.
Gejala
Sifilis
Masa inkubasi antara 10 – 90 hari, dengan gejala:
Masa inkubasi antara 10 – 90 hari, dengan gejala:
Tahap
1
9-90 hari setelah terinfeksi. Timbul: luka kecil, bundar dan tidak sakit (chancre) – tepatnya pada kulit yang terpapar/kontak langsung dengan penderita. Chancre sebagai tempat masuknya penyakit hampir selalu muncul di dalam dan sekitar genetalia, anus bahkan mulut. Pada kasus yang tidak dibobati (sampai tahai 1 berakhir), setelah beberapa minggu, chancre akan menghilang tapi bakteri tetap berada di tubuh penderita.
9-90 hari setelah terinfeksi. Timbul: luka kecil, bundar dan tidak sakit (chancre) – tepatnya pada kulit yang terpapar/kontak langsung dengan penderita. Chancre sebagai tempat masuknya penyakit hampir selalu muncul di dalam dan sekitar genetalia, anus bahkan mulut. Pada kasus yang tidak dibobati (sampai tahai 1 berakhir), setelah beberapa minggu, chancre akan menghilang tapi bakteri tetap berada di tubuh penderita.
Tahap
2
1-2 bulan kemudian, muncul gejala lain: sakit tenggorokan, sakit pada bagian dalam mulut, nyeri otot, demam, lesu, rambut rontok dan terdapat bintil. Beberapa bulan kemudian akan menghilang. Sejumlah orang tidak mengalami gejala lanjutan.
1-2 bulan kemudian, muncul gejala lain: sakit tenggorokan, sakit pada bagian dalam mulut, nyeri otot, demam, lesu, rambut rontok dan terdapat bintil. Beberapa bulan kemudian akan menghilang. Sejumlah orang tidak mengalami gejala lanjutan.
Tahap
3
Dikenal sebagai tahap akhir sifilis. Pada fase ini chancre telah menimbulkan kerusakan fatal dalam tubuh penderita. Dalam stase ini akan muncul gejala: kebutaan, tuli, borok pada kulit, penyakit jantung, kerusakan hati, lumpuh dan gila. Tahap letal.
Dikenal sebagai tahap akhir sifilis. Pada fase ini chancre telah menimbulkan kerusakan fatal dalam tubuh penderita. Dalam stase ini akan muncul gejala: kebutaan, tuli, borok pada kulit, penyakit jantung, kerusakan hati, lumpuh dan gila. Tahap letal.
5.
Cara Penularan
Harus terjadi kontak langsung
dengan kulit orang yang telah terinfeksi disertai dengan lesi infeksi sehingga
bakteri bisa masuk ke tubuh manusia. Pada saat melakukan hubungan seksual
(misal) bakteri memasuki vagina melalui sepalut lendir dalam vagina, anus atau
mulut melalui lubang kecil. Sifilis sangat mudah menginfeksi orang lain pada
tahap 1 dan 2 selain itu juga dapat disebarkan per-plasenta.
Kasus Sifilis pada Kehamilan dan Persalinan
Apabila infeksi pada kehamilan karena tidak melakukan pemeriksaan antenatal yang adekuat akan mempunyai pengaruh buruk pada janin. Dapat menyebabkan kematian janin, partus immaturus, dan partus prematurus, dan dapat juga di dapatkan gejala-gejala sifilis congenital.
6.
Pengobatan Sifilis
Pengobatan sifilis dalam kehamilan yaitu dengan penisilin.
1 kali penyuntikan penisilin dirasa telah cukup adekuat, meski beberapa penderita memerlukan 1-3 kali injeksi penisilin. Dokter akan meminta penderita yang telah menjalani medikasi untuk melakukan tes darah setahun kedepan, dimaksudkan untuk memastikan bakteri telah lisis dari tubuh penderita. Menerapkan pola hubungan seksual yang sehat dan aman. Bagi penderita yang alergi penisilin, dapat diganti dengan eritromycine atau tetrasiklin.
1 kali penyuntikan penisilin dirasa telah cukup adekuat, meski beberapa penderita memerlukan 1-3 kali injeksi penisilin. Dokter akan meminta penderita yang telah menjalani medikasi untuk melakukan tes darah setahun kedepan, dimaksudkan untuk memastikan bakteri telah lisis dari tubuh penderita. Menerapkan pola hubungan seksual yang sehat dan aman. Bagi penderita yang alergi penisilin, dapat diganti dengan eritromycine atau tetrasiklin.
Penderita
sifilis fase primer atau sekunder bisa menularkan penyakitnya, karena itu
penderita sebaiknya menghindari hubungan seksual sampai penderita dan mitra
seksualnya telahselesai menjalani pengobatan. Pada sifilis fase primer, semua
mitra seksualnya dalam 3 bulan terakhir terancam tertular. Pada sifilis fase
sekunder, semua mitra seksualnya dalam 1 tahun terakhir terancam tertular, Mereka
harus menjalani tes penyaringan antibodi dan jika hasilnya positif, mereka
perlu menjalani pengobatan.
Antibiotik terbaik untuk semua fase sifilis biasanya adalah suntikan penisilin:
Antibiotik terbaik untuk semua fase sifilis biasanya adalah suntikan penisilin:
- Untuk sifilis fase primer, suntikan diberikan melalui kedua bokong, masing-masing 1 kali.
- Untuk sifilis fase sekunder, biasanya diberikan suntikan tambahan dengan selang waktu 1 minggu.
Penisilin juga diberikan kepada penderita sifilis fase laten dan semua bentuk sifilis fase tersier, meskipun mungkin perlu diberikan lebih sering dan lebih lama. Jika penderita Alergi terhadap penisilin, bias diberikan doksisiklin atau tetrasiklin per-oral selama 2-4 minggu. Lebih dari 50% penderita sifilis stadium dini, terutama sifilis fase skunder, mengalami reaksi Jarisch-Herxheimer dalam waktu 2-12 jam setelah pengobatan pertama Reaksi ini diyakini merupakan akibat dari matinya jutaan bakteri. Gejalanya adalah merasa tidak enak badan, demam, sakit kepala, berkeringat, menggigil dan semakin memburuknya luka sifilis yang bersifat sementara waktu, penderita neurosifilis kadang mengalami kejang atau kelumpuhan.
7.
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
gejala-gejalanya. Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan hasil pemeriskaan
laboratorium dan pemeriksaan fisikAda 2 jenis pemeriksaan darah yang digunakan:
1. Tes penyaringan : VDRL (venereal disease research laboratory) atau RPR (rapid plasma reagin).
Tes penyaringan ini mudah dilakukan dan tidak mahal. Mungkin perlu dilakukan tes ulang karena pada beberapa minggu pertama sifilis primer hasilnya bisa negatif.
1. Tes penyaringan : VDRL (venereal disease research laboratory) atau RPR (rapid plasma reagin).
Tes penyaringan ini mudah dilakukan dan tidak mahal. Mungkin perlu dilakukan tes ulang karena pada beberapa minggu pertama sifilis primer hasilnya bisa negatif.
2. Pemeriksaan antibodi terhadap bakteri penyebab sifilis, pemeriksaan ini lebih akurat. Salah satu dari pemeriksaan ini adalah tes FTA-ABS (fluorescent treponemal antibody absorption), yang digunakan untuk memperkuat hasil tes penyaringan yang positif. Pada fase primer atau sekunder, diagnosis sifilis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopis terhadap cairan dari luka di kulit atau mulut. Bisa juga digunakan pemeriksaan antibodi pada contoh darah. Untuk neurosifilis, dilakukan pungsi lumbal guna mendapatkan contoh cairan serebrospinal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar