Rabu, 25 Juli 2012

CERPEN :)

Hasrat Cinta
Cerpen: Baiq Aneta Fatwi Ditya

“ALEX...!” Sosok Fina datang menghampirinya. Cowok itu diam, dan menunggu berita apa yang akan disampaikan Fina kepadanya. Masihkah seperti yang sudah-sudah, beritanya hanya salam dan hanya ucapan salam?.
“Aku mau sampaikan salam”. Tak pelak! Memang berita itu lagi yang disampaikan gadis itu. “Mengapa sekarang kamu jarang ke rumah?” terornya lagi pada Alex dengan wajah sedikit cemberut.
Alex mulai melangkah seiring dengan derap kaki mungil milik Fina. Ia gundah, seakan dunia ini sempit baginya, karena berita yang baru saja didengarnya dari mulut Fina hanya itu-itu saja. Tidak adakah berita yang lebih manis dan tidak sekedar menyampaikan salam seorang teman?
“Huh!” Fina menyenggol pundak Alex. Ia ingin pemuda itu menjawab pertanyaannya segera. Namun Alex tetap bersikap datar dan dingin. “Aku sibuk”, jawabnya akhirnya.
Fina menyunggingkan bibirnya. Alasan itu benar-benar tak bisa diterimanya. “Sibuk? Tapi kamu hampir setiap hari ke tempatnya Jaki. Apa itu namanya sibuk? Kan tinggal sebentar saja kalau mau ke rumah”.
Alex terpojok. Ia tidak bisa lagi menghindar dari sikap ketidakbiasaannya itu. Ingin ia akui, namun jika hal itu ternyata dianggap tidak wajar ia turut merasa segan.
“Kamu malu ya, karena ada Dini?”
Alex melirik. Sudut pandangannya seperti tak berdaya melawan tatap mata Fina yang begitu hangat. “Aku malas. Bukan karena ada Dini. Aku hanya ingin membagi waktuku bersama teman-teman, itu saja”, jawab Alex datar.

Rabu, 18 Juli 2012

TENGTANGMU, MEYTA


-->
Tentangmu, Meyta
Cerpen, Baiq Aneta

TANAH Lombok yang memekatkan rindu di hati. Malam ini aku di sini, di belahan bumi yang ribuan mil jauhnya. Sendiri melawan keinginan untuk pulang menemuinya. Termasuk juga menemui wajah teduh di sana. Wajah yang telah lama mengisi benakku diam-diam. Wajah yang kumaksud adalah kamu, Meyita. Dan yang membuatku memelihara hati dan kesetiaan. Ah, sedang apa kamu sekarang? Membaca buku setebal bantal, FB-an, mengarang cerpen ataukah sedang melamun seperti aku disini?

Senin, 16 Juli 2012

GEJALA SIFILIS


GEJALA SIFILIS
Masa inkubasi antara 10 – 90 hari, dengan gejala:
TAHAP 1
9-90 hari setelah terinfeksi. Timbul: luka kecil, bundar dan tidak sakit (chancre) – tepatnya pada kulit yang terpapar/kontak langsung dengan penderita. Chancre sebagai tempat masuknya penyakit hampir selalu muncul di dalam dan sekitar genetalia, anus bahkan mulut. Pada kasus yang tidak dibobati (sampai tahai 1 berakhir), setelah beberapa minggu, chancre akan menghilang tapi bakteri tetap berada di tubuh penderita.
TAHAP 2
1-2 bulan kemudian, muncul gejala lain: sakit tenggorokan, sakit pada bagian dalam mulut, nyeri otot, demam, lesu, rambut rontok dan terdapat bintil. Beberapa bulan kemudian akan menghilang. Sejumlah orang tidak mengalami gejala lanjutan.
TAHAP 3
Dikenal sebagai tahap akhir sifilis. Pada fase ini chancre telah menimbulkan kerusakan fatal dalam tubuh penderita. Dalam stase ini akan muncul gejala: kebutaan, tuli, borok pada kulit, penyakit jantung, kerusakan hati, lumpuh dan gila. Tahap letal.

Selasa, 03 Juli 2012

SIFILIS



Infeksi Menular Seksual (IMS) menyebar cukup mengkhawatirkan di Indonesia. Baik jenis gonorchea maupun sifilis. Sifilis adalah penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh bakteri spiroseta, Treponema pallidum. Penularan biasanya melalui kontak seksual; tetapi, ada beberapa contoh lain seperti kontak langsung dan kongenital sifilis (penularan melalui ibu ke anak dalam uterus).
Gejala dan tanda dari sifilis banyak dan berlainan; sebelum perkembangan tes serologikal, diagnosis sulit dilakukan dan penyakit ini sering disebut “Peniru Besar” karena sering dikira penyakit lainnya. Data yang dilansir Departemen Kesehatan menunjukkan penderita sifilis mencapai 5.000 – 10.000 kasus per tahun. Sementara di Cina, laporan menunjukkan jumlah kasus yang dilaporkan naik dari 0,2 per 100.000 jiwa pada tahun 1993 menjadi 5,7 kasus per 100.000 jiwa pada tahun 2005. Di Amerika Serikat, dilaporkan sekitar 36.000 kasus sifilis tiap tahunnya, dan angka sebenarnya diperkiran lebih tinggi. Sekitar tiga per lima kasus terjadi kepada lelaki.
Bila tidak terawat, sifilis dapat menyebabkan efek serius seperti kerusakan sistem saraf, jantung, atau otak. Sifilis yang tak terawat dapat berakibat fatal. Orang yang memiliki kemungkinan terkena sifilis atau menemukan pasangan seks-nya mungkin terkena sifilis dianjurkan untuk segera menemui dokter secepat mungkin.

MAKALAH TENTANG AKI (ANGKA KEMATIAN IBU)


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kedua kalinya sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW yang telah mengarahkan kita kepada agama yang diridhoi Allah SWT yakni agama Islam.
Namun kami yakin tanpa adanya bimbingan, dorongan, motivasi dan do’a, makalah  ini tidak akan terwujud.
Selain itu ucapan terima kasih kami kepada yang terhormat. Akhir kata penulis menyadari makalah ini masih banyak kesalahan, baik dalam penulisan maupun informasi yang terkandung didalam makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritik maupun saran yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan dimasa yang akan datang. Dan semoga makalah ini bisa membawa manfaat bagi kita khususnya bagi penulis. Amin.

MALARIA


Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bernama Plasmodium. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut.  Di dalam tubuh manusia, parasit Plasmodium akan berkembang biak di organ hati kemudian menginfeksi sel darah merah  Pasien yang terinfeksi oleh malaria akan menunjukan gejala awal menyerupai penyakit influenza, namun bila tidak diobati maka dapat terjadi komplikasi yang berujung pada kematian.
Penyakit ini paling banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis di mana parasit Plasmodium dapat berkembang baik begitu pula dengan vektor nyamuk Anopheles  Daerah selatan Sahara di Afrika dan Papua Nugini di Oceania merupakan tempat-tempat dengan angka kejadian malaria tertinggi berdasarkan data di dunia, penyakit malaria membunuh satu anak setiap 30 detik  Sekitar 300-500 juta orang terinfeksi dan sekitar 1 juta orang meninggal karena penyakit ini setiap tahunnya  90% kematian terjadi di Afrika, terutama pada anak-anak.

Minggu, 01 Juli 2012

INTERAKSI SOSIAL


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kedua kalinya sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW yang telah mengarahkan kita kepada agama yang diridhoi Allah SWT yakni agama Islam.
Namun kami yakin tanpa adanya bimbingan, dorongan, motivasi dan do’a, karya ilmiah ini tidak akan terwujud.
Selain itu ucapan terima kasih kami kepada yang terhormat. Akhir kata penulis menyadari makalah ini masih banyak kesalahan, baik dalam penulisan maupun informasi yang terkandung didalam makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritik maupun saran yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan dimasa yang akan datang. Dan semoga makalah ini bisa membawa manfaat bagi kita khususnya bagi penulis. Amin.



PENDAHULUAN

         Manusia senantiasa melakukan hubungan dan pengaruh timbal balik dengan manusia yang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mempertahankan kehidupannya. Bahkan, secara ekterm manusia akan mempunyai arti jika ada manusia yang lain tempat ia berinteraksi. Interaksi sosial bisa didefinisikan sebagai hubungan dan pengaruh timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok individu yang lainnya. Interaksi sosial merupakan bentuk dari dinamika sosial budaya yang ada didalam masyarakat. Dengan demikian, dengan interaksi sosial akan memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan didalam masyarakat yang akan membentuk hal-hal yang baru yang membuat dinamika masyarakat menjadi hidup. Perubahan-perubahan ini akan terjadi sambung-menyambung dari generasi yang satu ke generasi berikutnya sepanjang zaman. Interaksi sosial itu sifatnya dinamis. Dalam kenyataan sehari-hari terdapat tiga macam cakupan interaksi dalam definisi interaksi sosial yaitu interaksi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok.

Selasa, 26 Juni 2012

fraktur tulang :)


Fraktur adalah terputusnya keutuhan tulang, umumnya akibat trauma. Patah tulang tertutup adalah patah tulang dimana tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. Pendapat lain menyatakan bahwa patah tulang tertutup adalah suatu fraktur yang bersih (karena kulit masih utuh atau tidak robek) tanpa komplikasi (Handerson, M. A, 1992).
Fraktur tibia dan fibula yang terjadi akibat pukulan langsung, jatuh dengan kaki dalam posisi fleksi, dan gerakan memuntir yang keras. Fraktur kedua tulang ini sering terjadi dalam kaitan satu sama lain :
Klasifikasi fraktur :
Menurut Hardiyani (1998), fraktur dapat diklasifikasikan sebagai berikut
  • Berdasarkan tempat (Fraktur humerus, tibia, clavicula, dan cruris dst).
  • Berdasarkan luas dan garis fraktur terdiri dari :
  1. Fraktur komplit (garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang).
  2.  Fraktur tidak komplit (bila garis patah tidak melalui seluruh garis penampang tulang).
  • Berdasarkan bentuk dan jumlah garis patah :
  1. Fraktur kominit (garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan).
  2. Fraktur segmental (garis patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan).
  3. Fraktur Multipel ( garis patah lebih dari satu tapi pada tulang yang berlainan tempatnya, misalnya fraktur humerus, fraktur femur dan sebagainya).
  • Berdasarkan posisi fragmen :
  1. Undisplaced (tidak bergeser)/garis patah komplit tetapi kedua fragmen tidak bergeser.
  2. Displaced (bergeser) / terjadi pergeseran fragmen fraktur
  • Berdasarkan hubungan fraktur dengan dunia luar :
  1. Tertutup
  2. Terbuka (adanya perlukaan dikulit).
  • Berdasar bentuk garis fraktur dan hubungan dengan mekanisme trauma
  1. Garis patah melintang.
  2. Oblik / miring.
  3. Spiral / melingkari tulang.
  4. Kompresi
  5. Avulsi / trauma tarikan atau insersi otot pada insersinya. Missal pada patela.
  • Berdasarkan kedudukan tulangnya :
  1. Tidak adanya dislokasi.
  2. Adanya dislokasi
  • Berdasarkan mekanisme terjadinya fraktur :
  1. Tipe Ekstensi: Trauma terjadi ketika siku dalam posisi hiperekstensi, lengan bawah dalam posisi supinasi.
  2. Tipe Fleksi:  Trauma terjadi ketika siku dalam posisi fleksi, sedang lengan dalam posisi pronasi. (Mansjoer, Arif, et al, 2000)
Etiologi
  1. Cedera dan benturan seperti pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan puntir mendadak, kontraksi otot ekstrim.
  2. Letih karena otot tidak dapat mengabsorbsi energi seperti berjalan kaki terlalu jauh.
  3. Kelemahan tulang akibat penyakit kanker atau osteoporosis pada fraktur patologis.
Menurut Oswari E, (1993) ; Penyebab Fraktur adalah :
  1. Kekerasan langsung; Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya kekerasan. Fraktur demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan garis patah melintang atau miring.
  2. Kekerasan tidak langsung:  Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian yang paling lemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan.
  3. Kekerasan akibat tarikan otot:  Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. Kekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan.
Patofisiologis
Fraktur paling sering disebabkan oleh trauma. Hantaman yang keras akibat kecelakaan yang mengenai tulang akan mengakibatkan tulang menjadi patah dan fragmen tulang tidak beraturan atau terjadi discontinuitas di tulang tersebut.
Pada fraktur tibia dan fibula lebih sering terjadi dibanding fraktur batang tulang panjang lainnya karena periost yang melapisi tibia agak tipis, terutama pada daerah depan yang hanya dilapisi kulit sehingga tulang ini mudah patah dan karena berada langsung di bawah kulit maka sering ditemukan adanya fraktur terbuka

Manifestasi klinis:
  1. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.
  2. Deformitas dapat disebabkan pergeseran fragmen pada eksremitas. Deformitas dapat di ketahui dengan membandingkan dengan ekstremitas normal. Ekstremitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat melengketnya obat.
  3. Pemendekan tulang, karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempat fraktur. Fragmen sering saling melingkupi satu sama lain sampai 2,5 sampai 5,5 cm
  4. Krepitasi yaitu pada saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang. Krepitasi yang teraba akibat gesekan antar fragmen satu dengan lainnya.
  5. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini baru terjadi setelah beberapa jam atau beberapa hari setelah cedera.
Komplikasi fraktur
  1. Malunion, adalah suatu keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh dalam posisi yang tidak pada seharusnya, membentuk sudut atau miring
  2. Delayed union adalah proses penyembuhan yang berjalan terus tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.
  3. Nonunion, patah tulang yang tidak menyambung kembali.
  4. Compartment syndroma adalah suatu keadaan peningkatan takanan yang berlebihan di dalam satu ruangan yang disebabkan perdarahan masif pada suatu tempat.
  5. Shock terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi. Ini biasanya terjadi pada fraktur.
  6. Fat embalism syndroma, tetesan lemak masuk ke dalam pembuluh darah. Faktor resiko terjadinya emboli lemak ada fraktur meningkat pada laki-laki usia 20-40 tahun, usia 70 sam pai 80 fraktur tahun.
  7. Tromboembolic complicastion, trombo vena dalam sering terjadi pada individu yang imobiil dalam waktu yang lama karena trauma atau ketidak mampuan lazimnya komplikasi pada perbedaan ekstremitas bawah atau trauma komplikasi paling fatal bila terjadi pada bedah ortopedil
  8. Infeksi, Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada trauma orthopedic infeksi dimulai pada kulit (superficial) dan masuk ke dalam. Ini biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat.
  9. Avascular necrosis, pada umumnya berkaitan dengan aseptika atau necrosis iskemia.
  10. Refleks symphathethic dysthropy, hal ini disebabkan oleh hiperaktif sistem saraf simpatik abnormal syndroma ini belum banyak dimengerti. Mungkin karena nyeri, perubahan tropik dan vasomotor instability.
Pemeriksaan penunjang
Radiologi :
X-Ray dapat dilihat gambaran fraktur, deformitas dan metalikment. Venogram/anterogram menggambarkan arus vascularisasi. CT scan untuk mendeteksi struktur fraktur yang kompleks.
Laboratorium :
Pada fraktur test laboratorium yang perlu diketahui : Hb, hematokrit sering rendah akibat perdarahan, laju endap darah (LED) meningkat bila kerusakan jaringan lunak sangat luas. Pada masa penyembuhan Ca dan P mengikat di dalam darah

Penatalaksanaan Fraktur
Tujuan pengobatan fraktur
  1. Reposisi dengan maksud mengembalikan fragmen–fragmen ke posisi anatomi.
  2. Imobilisasi atau fiksasi dengan tujuan mempertahankan posisi fragmen–fragmen tulang tersebut setelah direposisi sampai terjadi union.
  3. Penyambungan fraktur (union)
  4. Mengembalikan fungsi (rehabilitasi)
Prinsip Dasar Penanganan Fraktur
  1. Revive;  Yaitu penilaian cepat untuk mencegah kematian, apabila pernafasan ada hambatan perlu dilakukan therapi ABC (Airway, Breathing, Circulation) agar pernafasan lancar.
  2. Review;  Yaitu berupa pemeriksaan fisik yang meliputi : look feel, novemert dan pemeriksaan fisik ini dilengkapi dengan foto rontgent untuk memastikan adanya fraktur.
  3. Repair;  Yaitu tindakan pembedahan berupa tindakan operatif dan konservatif. Tindakan operatif meliputi : Orif, Oref, menjahit luka dan menjahit pembuluh darah yang robek, sedangkan tindakan konservatif berupa pemasangan gips dan traksi.
  4. Refer;  Yaitu berupa pemindahan pasien ke tempat lain, yang dilakukan dengan hati-hati, sehingga tidak memperparah luka yang diderita.
  5. Rehabilitation; Yaitu memperbaiki fungsi secara optimal untuk bisa produktif.
Proses penyembuhan tulang
  1. Stadium Satu-Pembentukan Hematoma;  Pembuluh darah robek dan terbentuk hematoma disekitar daerah fraktur.
  2. Stadium Dua-Proliferasi Seluler;  Sel-sel yang mengalami proliferasi ini terus masuk ke dalam lapisan yang lebih dalam dan disanalah osteoblast beregenerasi dan terjadi proses osteogenesis.
  3. Stadium Tiga-Pembentukan Kallus;  Sel–sel yang berkembang memiliki potensi yang kondrogenik dan osteogenik (bersifat menghasilkan/membentuk tulang), bila diberikan keadaan yang tepat, sel itu akan mulai membentuk tulang dan juga kartilago.
  4. Stadium Empat-Konsolidasi;  Sistem ini sekarang cukup kaku dan memungkinkan osteoclast menerobos melalui reruntuhan pada garis fraktur, dan tepat dibelakangnya osteoclast mengisi celah-celah yang tersisa diantara fragmen dengan tulang yang baru.
  5. Stadium Lima-Remodelling;  Fraktur telah dijembatani oleh suatu manset tulang yang padat. Selama beberapa bulan atau tahun, pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses resorbsi dan pembentukan tulang yang terus-menerus.