KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah
ini.
Kedua
kalinya sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad SAW yang telah mengarahkan kita kepada agama yang diridhoi Allah SWT yakni agama Islam.
Namun
kami yakin tanpa adanya bimbingan, dorongan, motivasi dan do’a, karya ilmiah
ini tidak akan terwujud.
Selain
itu ucapan terima kasih kami kepada yang terhormat. Akhir kata penulis menyadari makalah ini masih banyak kesalahan, baik
dalam penulisan maupun informasi yang terkandung didalam makalah ini, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik maupun saran yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan
dimasa yang akan datang. Dan semoga makalah
ini bisa membawa manfaat bagi kita khususnya bagi penulis. Amin.
PENDAHULUAN
Manusia senantiasa melakukan hubungan dan pengaruh timbal balik dengan manusia yang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mempertahankan kehidupannya. Bahkan, secara ekterm manusia akan mempunyai arti jika ada manusia yang lain tempat ia berinteraksi. Interaksi sosial bisa didefinisikan sebagai hubungan dan pengaruh timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok individu yang lainnya. Interaksi sosial merupakan bentuk dari dinamika sosial budaya yang ada didalam masyarakat. Dengan demikian, dengan interaksi sosial akan memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan didalam masyarakat yang akan membentuk hal-hal yang baru yang membuat dinamika masyarakat menjadi hidup. Perubahan-perubahan ini akan terjadi sambung-menyambung dari generasi yang satu ke generasi berikutnya sepanjang zaman. Interaksi sosial itu sifatnya dinamis. Dalam kenyataan sehari-hari terdapat tiga macam cakupan interaksi dalam definisi interaksi sosial yaitu interaksi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok.
Daftar isi
Kata pengantar........................................................................................................... 1
Pendahuluan............................................................................................................... 2
Bab I. Interaksi sosial................................................................................................
4
a.
Pengertian interaksi sosial.....................................................................................
4
b.
Kontak sosial yang
dilakukan menurut terjadinya proses komunikasi...................... 5
Bab II.
Bentuk bentuk interaksi sosial........................................................................
12
a.
Disosiatif.............................................................................................................. 12
b.
Asosiatif............................................................................................................... 13
Bab III. Perilaku manusia dalam interaksi
sosial........................................................... 15
Bab IV. Proses sosial dan interaksi sosial .................................................................... 17
a.
Interaksi sosial sebagai
faktor utama dalam kehidupan sosial................................... 17
b.
Syarat-syarat terjadinya
interaksi sosial........................................................
.......... 18
c.
Kehidupan yang terasing........................................................................................
19
Bab V. Membentuk keperibadian melalui
interaksi sosial................................................
21
Bab I
INTERAKSI SOSIAL
A. Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya
Faktor – Faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial
Interaksi sosial terbentuk oleh factor – factor berikut ini :
- Tindakan Sosial
- Kontak Sosial
- Komunikasi Sosial
1.
Tindakan Sosial
Tidak semua tindakan manusia dinyatakan sebagai
tindakan sosial misalnya : Seorang pemuda yang sedang mengkhayalkan gadis
impiannya secara diam – diam . Menurut MAX WEBER , tindakan sosial adalah
tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi individu – individu lainnya
dalam masyarakat . Tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu :
- Tindakan Rasional Instrumental : Tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan . Contoh : Bekerja Keras untuk mendapatkan nafkah yang cukup .
- Tindakan Rasional Berorientasi nilai : Tindakan – Tindakan yang berkaitan dengan nilai – nilai dasar dalam masyarakat . Contoh : Tindakan –Tindakan yang bersifat Religio – magis .
- Tindakan Tradisional ; Tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan Rasional . Contoh : Berbagai macam upacara \ tradisi yang dimaksudkan untuk melestarikan kebudayaan leluhur .
- Tindakan Ofektif : Tindakan – Tindakan yang dilakukan oleh seorang \ kelompok orang berdasarkan perasaan \ emosi
2.
Kontak Sosial
Dalam kehidupan sehari-hari kontak sosial dapat
dilakukan dengan cara :
- Kontak Sosial yang dilakukan menurut cara pihak – pihak yang berkomunikasi . Cara kontak sosial itu ada 2 macam yaitu :
- Kontak Langsung : Pihak komunikator menyampaikan pesannya secara langsung kepada pihak komunikan .
- Kontak Tidak Langsung : Pihak komunikator menyampaikan pesannya kepada pihak komunikan melalui perantara pihak ketiga .
- Kontak Sosial yang dilakukan menurut terjadinya proses komunikasi .
3.
Komunikasi Sosial
Komunikasi artinya berhubungan atau bergaul
dengan orang lain. Orang yang menyampaikan komunikasi disebut komunikator ,
orang yang menerima komunikasi disebut komunikan . Tidak selamanya kontak
sosial akan menghasilkan interaksi sosial yang baik apabila proses
komunikasinya tidak berlangsungnya secara komunikatif . Contoh : Pesan yang
disampaikan tidak jelas , berbelit – belit , bahkan mungkin sama sekali tidak
dapat dipahami .
- Bentuk – Bentuk interaksi yang mendorong terjadinya lembaga , kelompok dan organisasi social:
1. Bentuk Interaksi sosial menurut jumlah
pelakunya .
A. Interaksi antara individu dan individu
Individu yang satu
memberikan pengaruh , rangsangan \ Stimulus kepada individu lainnya . Wujud
interaksi bisa dalam dalam bentuk berjabat tangan , saling menegur , bercakap –
cakap \ mungkin bertengkar .
B. Interaksi antara individu dan kelompok
Bentuk interaksi antara
individu dengan kelompok : Misalnya : Seorang ustadz sedang berpidato didepan
orang banyak . Bentuk semacam ini menunjukkan bahwa kepentingan individu
berhadapan dengan kepentingan kelompok .
C. Interaksi antara Kelompok dan Kelompok
Bentuk interaksi seperti
ini berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain . Contoh : Satu
Kesebelasan Sepak Bola bertanding melawan kesebelasan lain .
2. Bentuk Interaksi Sosial Menurut Proses Terjadinya .
A. Imitasi
Imitasi adalah
pembentukan nilai melalui dengan meniru cara- cara orang lain. Contoh : Seorang
anak sering kali meniru kebiasan – kebiasan orang tuanya .
B. Identifikasi
Identifikasi adalah
menirukan dirinya menjadi sama dengan orang yang ditirunya . Contoh : Seorang
anak laki – laki yang begitu dekat dan akrab dengan ayahnya suka
mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan ayah nya .
C. Sugesti
Sugesti dapat diberikan
dari seorang individu kepada kelompok . Kelompok kepada kelompok kepada seorang
individu . Contoh : Seorang remaja putus sekolah akan dengan mudah ikut-ikutan
terlibat “ Kenalan Remaja “ . Tanpa memikirkan akibatnya kelak .
D. Motivasi
Motivasi juga diberikan
dari seorang individu kepada kelompok .Contoh : Pemberian
tugas dari seorang guru kepada muridnya merupakan salah satu bentuk motivasi
supaya mereka mau belajar dengan rajin dan penuh rasa tanggung jawab .
E. Simpati
Perasaan simpati itu
bisa juga disampaikan kepada seseorang / kelompok orang atau suatu lembaga
formal pada saat –saat khusus. Misalnya apabila perasaan simpati itu timbul
dari seorang perjaka terhadap seorang gadis / sebaliknya kelak akan menimbulkan
perasaan cinta kasih / kasih sayang.
F. Empati
Empati itu dibarengi
perasaan organisme tubuh yang sangat dalam. Contoh jika kita melihat orang
celaka sampai luka berat dan orang itu kerabat kita, maka perasaan empati menempatkan
kita seolah-olah ikut celaka.
- Keteraturan Sosial
Keteraturan sosial
artinya menaati nilai dan norma yang berlaku. Contoh : sebuah jalan raya yang
dilalui oleh berbagai jenis dan ukuran kendaraan, serta bermuatan orang dalam
jumlah besar dan arah tujuan.
- Lembaga Sosial
Menurut John Lewis Gillm
dan John Philp Billn pengertian lembaga sosial adalah suatu lembaga sosial
merupakan suatu organisasi pola pemikiran dan pola prilaku yang terwujud
melalui aktivitas kemasyarakatan.
- Kelompok Sosial
- Dilihat menurut besar anggota kelompok
- Kelompok sosial yang kecil
- Kelompok sosial yang besar
- Dilihat menurut proses terbentuknya
1.
Kelompok semu contoh:
a.
masa atau kerumunan
b.
Publik / khalayak ramai
2.
Kelompok nyata contoh:
a.
Keluarga Luas
b.
Asosiasi / perkumpulan
1.
Proses internalisasi
Adalah proses panjang sejak seorang individu
dilahirkan sampai tua untuk belajar menanamkan dalan kepribadiannya segala
perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi yang diperlukan.
- Proses sosialisasi
Adalah suatu proses sosial yang terjadi bila seseorang menghayati
dan melaksanakan norma-norma kelompok tempat dia hidup.
- Proses enkulturasi
Adalah menyesuaikan alam dan pikiran serta sikapnya dengan adat
istiadat, sistem norma dan peraturan-peraturan yang hidup
dalam kebudayaannya.
- Proses evolusi sosial budaya
Adalah merupakan proses perubahan suatu kebudayaan dalam jangka
waktu yang lama dan bertahap.
- Proses difusi
Adalah proses penyebaran unsur-unsur. Kebudayaan individu yang
satu kepada individu yang lain. Ada 2 tipe difusi yaitu:
a.
Difusi intra masyarakat
Adalah difusi yang terjadi dalam suatu
masyarakat
b.
Difusi antar masyarakat
Adalah difusi yang
terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain.
6. Proses
akulturasi
Adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia
dengan suatu kebudayaan tertentu dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan
asing. 3 kontak kebudayaan asing yang besar yaitu :
a.
Kontak dengan kebudayaan hindu-Budha pada zaman kuno (abad ke 1-15)
b.
Kontak dengan kebudayaan islam pada zaman madya (abad ke 15-17)
c.
Kontak degan kebudayaan barat pada zaman baru (abad ke 17-20)
Masing-masing kebudayaan tersebut telah menghasilkan proses akulturasi
adalah : a. akulturasi Indonesia-Hindu Budha
b. akulturasi Indonesia- Islam
c. akulturasi Indonesia–barat
7. Proses asimilasi
Adalah proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan
manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda.
-
Konflik didalam
masyarakat
konflik berupa :
1.
Konflik antar individu dalam masyrakat
2.
Konflik antar kelompok
3.
Konflik antar individu dengan kelompok
4.
Konflik antar generasi
Faktor ektern penyebab perubahan masyarakat :
1. Faktor alam fisik yang ada disekitar masyarakat
2. Peperangan
3. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
4. Faktor – faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial
1. faktor – faktor
pendorong perubahan
1.
Kontak dengan kebudayaan lain
2.
Sistem pendidikan yang maju
3.
Sikap menghargai hasil karya seseorang
4.
Toleransi terhadap perubahan yang menyimpang
5.
Sistem pelapisan sosial terbuka
2. Faktor – factor
penghalang perubahan
1.
Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
2.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
3.
Sikap masyarakat yang sangat tradisional.
Bab
II
BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
1. DISOSIATIF
Proses disosiatif sebagai oppositional proccesses, yang dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan. Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan yaitu perjuangan untuk tetap hidup (struggle for existence). Disasosiatif dibedakan dalam tiga bentuk, salah satunya yaitu Kontravensi.
a. Kontravensi dalam bentuk Sederhana (menyangkal pernyataan) seperti Pernyataan Hamas bahwa Hamas menentang Penembakan roket dari Gaza ke Israel dan gerakan perlawanan Hamas tidak ada kaitannya dengan penembakan roket-roket itu.
Kontravensi
pada hakikatnya suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan
pertentangan atau pertikaian dan merupakan sikap mental yang tersembunyi
terhadap orang-orang lain (kelompok) atau terhadap unsur-unsur kebudayaan
golongan tertentu . Kontraversi
dalam bentuk Umum (perlawanan); Pasukan Israel membalas penembakan roket ke
Palestina dengan serangan-serangan udara di perbatasan Gaza Mesir.
b. Conflict perseteruan antara Palestina dan Israel yang telah banyak memakan korban nyawa anak-anak dan juga para wanita ini merupakan contoh Disasosiatif dalam bentuk Conflict ( Pertentangan atau pertikaian ).
Conflict
adalah suatu proses social dimana individu atau kelompok berusaha memenuhi
tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan baik dengan ancaman atau
kekerasan.
Sebab-sebab Conflick terjadi karena adanya perbedaan, antara lain :
Sebab-sebab Conflick terjadi karena adanya perbedaan, antara lain :
-Perbedaan antara individu
- Perbedaan kebudayaan
- Perbedaan kepentingan
- Perubahan social.
Dan akibat dari bentuk-bentuk Conflick adalah :
- Tambahnya solideritas “ in-group”
- Atau sebaliknya yang terjadi yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok.
- Perubahan kepribadian
- Akomodasi, dominasi dan takluknya satu pihk tertentu.
- Atau sebaliknya yang terjadi yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok.
- Perubahan kepribadian
- Akomodasi, dominasi dan takluknya satu pihk tertentu.
2. ASOSIATIF
a. Kerjasama Merupakan bentuk interaksi social yang pokok dan kerja sama timbul apa bila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan dan organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna.
Dalam hal ini
seperti dalam artikel di atas yaitu perundingan antara Israel dengan aliran
garis keras (Hamas) dengan maksud agar Gilad Shalit, seorang prajurit Israel
yang ditangkap oleh pejuang Gaza ditukar dengan ratusan prajurit Palestina yang
ditahan oleh Israel.
b.
Akomodasi adalah suatu proses dalam
hubungan hubungan social dimana makhluk hidup menyesuaikan diri dengan alam
sekitarnya.
Akomodasi
menunjuk pada keadaan, adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara
orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan
norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat.
Sebuah
kesepakatan untuk tidak menembakkan roket ke Israel, antara Hamas dengan 10
orang Palestina meskipun Hamas telah memaksa untuk menandatangi kesepakatan
tersebut. Interaksi social ini menunjuk pada proses Akomodasi Corecion, suatu
bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan.
Akomodasi
dalam bentuk Mediation, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila
pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri dengan cara
mengundang pihak ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada. Seperti
dalam artikel diatas bahwa Mesir menjadi pihak ketiga dalam menengahi
pembicaraan kesepakatan dalam upaya mengubah gencatan senjata yang
dideklarasikan secara terpisah menjadi gencatan bersenjata yang bertahan.
Bab
III
Tuhan memberi
dua predikat kepada manusia, yaitu sebagai hamba Allah (Abdullah) dan wakil Allah
(khalifatullah). Karakteristik hama adalah lemah,
kecil dan terbatas. Sedangkan karakteristik khalifatullah adalah besar, bebas dan memikul tanggungjawab. Ada manusia yang konsep dirinya lebih sebagai hamba, maka
ia tidak memiliki rasa percaya
diri, dan menghindari tantangan hidup
dengan berpasrah diri kepada
nasib,
ada yang konsep dirinya lebih merasa
sebagai khalifatullah, yang oleh karena itu ia
selalu tertantang untuk engatasi
problem, membela yang lemah dan menyebarluaskan kemanfaatanYang
proporsional adalah semestinya manusia merasa dirinya
kecil dalam dimensi vertical, dan harus merasa besar dalam dimensi horizontal
Manusia juga dianugerahi dua tabiat; suka kerjasama dan suka bersaing. Ketika bekerjasama atau
ketika bersaing, ada yang lebih dikendalikan
oleh akalnya, ada yang lebih dikendalikan oleh hatinya, oleh nuraninya, oleh syahwatnya dan
ada yang lebih dikendalikan oleh hawa nafsunya. Oleh karena itu kualitas kerjasama dan
kualitas persaingan berbeda-beda dipengaruhi
oleh apa yang paling dominant pada
dirinya dari lima subsistem itu. Kerjasama bisa terasa indah, bisa juga menyakitkan, persaingan juga bisa melahirkan
keindahan, bisa juga melahirkan permusuhan.
Dasar-Dasar Perilaku
Karakter Manusia tidak terbentuk secara tiba-tiba, tetapi
bermodal tabiat bawaan genetika orang tuanya
kemudian terbangun sejalan dengan proses interaksi social dan internalisasi nilai-nilai dalam
medan Stimulus dan Respond sepanjang hidupnya.
Perilaku manusia tidak cukup difahami dari apa yang nampak, tetapi harus dicari dasarnya.
Tidak semua senyum bermakna keramahan,
demikian juga tidak semua tindak kekerasan bermakna permusuhan. Diantara yang mendasari
tingkah laku manusia adalah :
*
Adat kebiasaan. Perbuatan yang diulang-ulag dalam waktu lama oleh perorangan atau oleh kelompok
masyarakat sehingga menjadi mudah mengerjakannya, disebut kebiasaan. Cara berjalan, cara
mengungkapkan kegembiraan atau kemarahan, cara
berbicara adalah wujud dari kebiasaan.
Orang merasa nyaman dengan kebiasaan itu meski belum tentu logis.
*
Keturunan. Ajaran Islam menganjurkan selektip memilih calon pasangan hidup, karena karakteristik
genetika orang tua akan menurun kepada
anaknya hingga pada perilaku.
*
Lingkungan. Menurut sebuah penelitian psikologi; 83% perilaku manusia dipengaruhi oleh apa yang
dilihat, 11% oleh apa yang didengar dan 6% sisanya oleh berbagai stimulus.
*
Motivasi. Setiap manusia melakukan sesuatu pasti ada tujuan yang ingin dicapai. Motivasi melakukan
sesuatu bisa karena keyakinan terhadap
sesuatu, karena terbawa perilaku orang lain, karena terpedaya atau terpesona terhadap
sesuatu.
*
Keinsyafan. Keinsyafan merupakan kalkulasi psikologis yang berhubungan dengan ketajaman nurani, kuatnya cita-cita atau kuatnya kehendak.
Bab
IV
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat
apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan
menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan
terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola
kehidupan yang terlah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh
timbale-balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi
antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum,
dst.
Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan
sosial, karena tanpa interkasi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama.
- Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial(yang juga
dapat dinamakan sebagai proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat
utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan
sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan,
antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan
kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi
anatara kelompo tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut
pribadi anggota-anggotanya.
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi
pula di dalam masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi
benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Interaksi
sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua
belah pihak. Interaksi sosial tak akan mungkin teradi apabila manusia
mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak
berpengaruh terhadap sistem syarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud.
B.
Syarat-syarat
Terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis,
menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu
dengan kelompok.
Dua
Syarat terjadinya interaksi sosial :
- Adanya kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk.Yaitu antarindividu, antarindividu dengan kelompok, antarelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung.
- Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.
Kata kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum
(artinya bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh). Arti
secara hanafiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru
terjadi apabila terjadinya hubungan badaniah. Sebagai gejala seosial itu tidak
perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena dewasa ini dengan adanya
perkembangan teknologi, orang dapat menyentuh berbagai pihak tanpa
menyentuhnya. Dapat dikatakan bahwa hubungan badaniah bukanlah syarat untuk
terjadinya suatu kontak.
Kontak
sosial dapat terjadi dalam 3 bentuk :
- Adanya orang perorangan
Kontak sosial ini adalah apabila anak kecil mempelajari
kebuasaan dalam keluarganya. Proses demikian terjadi melalui sosialisasi, yaitu
suatu proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan
nilai-nilai masyarakat dimana dia menjadi anggota.
2.
ada
orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya
kontak sosial ini misalnya adalah seseorang merasakan bahwa
tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat atau apabila
suatu partai politik memkasa anggota-anggotanya menyesuaikan diri dengan
ideologi dan programnya.
3.
Antara
suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
Umpamanya adalah dua partai politik mengadakan kerja sama
untuk mengalahkan parpol yang ketiga di pemilihan umum.
Terjadinya suatu kontak tidaklah semata-mata tergantung dari
tindakan, tetapi juga tanggapan terhadap tindakan tersebut. Kontak sosial yang
bersifat positif mengarah pada suatu kerja sama, sengangkan yang bersifat
negatif mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama seali tidak
menghasilkan suatu interaksi sosial.
Suatu kontak dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak
perimer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan
berhadapan muka. Kontak sekunder memerlukan suatu perantara. Sekunder dapat
dilakukan secara langsung. Hubungan-hubungan yang sekunder tersebut dapat
dilakukan melalui alat-alat telepon, telegraf, radio, dst.
Arti terpenting komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan
tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gera-gerak
badaniah atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang
tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan
yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.
Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap-sikap dan perasaan
suatu kelompok manusia atau perseorangan dapat diketahui oleh kelompok lain
atau orang lainnya. Hal itu kemudian merupakan bahan untuk menentukan reaksi
apa yang dilakukannya.
C.
Kehidupan
yang Terasing
Pentingnya kontak dan komunikasi bagi terwujudnya interaksi
sosial dapat diuji terhadap suatu kehidupan yang terasing (isolation).
Kehiduapan terasing yang sempurna ditandai dengan ketidakmampuan untuk
mengadakan interaksi sosial dengan pihak-pihak lain. Kehidupan terasing dapat
disebaban karena secara badaniah seseorang sama sekali diasingkan dari hubungan
dengan orang-orang lainnua. Padahal perkembangan jiwa seseorag banyak ditentuan
oleh pergaulannya dengan orang lain.
Terasingnya seseorang dapat pula disebabkan oleh karena
cacat pada salat satu indrany. Dari beberapa hasil penelitian, ternyata bahwa
kepribadian orang-orang mengalami banyak penderitaan akibat kehidupan yang
terasing karena cacat indra itu. Orang-orang cacat tersebut akan mengalami
perasaan rendah diri, karena kemungkinan-kemungkinan untuk mengembangkan
kepribadiannya seolah-olah terhalang dan bahkan sering kali tertutup sama
sekali.
Pada masyarakat berkasta, dimana gerak sosial vertikal
hampir tak terjadi, terasingnya seseorang dari kasta tertentu (biasanya warga
kasta rendahan), apabila berada di kalangan kasta lainnya (kasta yang
tertinggi), dapat pula terjadi.
Bab V
MEMBENTUK KEPRIBADIAN MELALUI
INTERAKSI SOSIAL
Telah menjadi rahasia umum bahwa manusia
adalah mahluk yang unik. Munculnya anggapan seperti itu karena berdasarkan
suatu realita, bahwa tidak ada manusia yang memiliki kepribadian yang sama.
Sehingga hal itulah yang kadang-kadang menimbulkan kesulitan untuk mengerti kepribadian
seseorang. Namun jika ditelusuri lebih jauh bagaimana sesungguhnya pembentukan
kepribadian seseorang, maka hal itu bukanlah merupakan sesuatu yang aneh. Pembentukan
kepribadian seseorang merupakan hasil perpaduan dari berbagai faktor yang
saling terkait satu dengan yang lainnya, dengan berbagai proses pendukungnya.
Salah satu faktor yang memegang peranan penting di dalam hal ini adalah
interaksi sosial. Karena pada dasarnya manusia selama hidupnya mengalami
interaksi sosial, yang memungkinkan manusia yang bersangkutan berkembang. Lalu
apakah sesungguhnya yang disebut dengan interaksi sosial.
W.A. Gerungan merumuskannya sebagai suatu hubungan antara
dua atau lebih individu. Dimana pribadi individu mempengaruhi, mengubah atau
memperbaiki prilaku individu yang laian, atau sebaliknya. (W.A. Gerungan,
Psikolgi Sosial, 1978). Dengan pengertian tersebut, akan memudahkan kita untuk
memahami pembahasannya lebih lanjut.
Jika ditelusuri sejarah kehidupan seseorang, akan semakin nyatalah peranan interaksi sosial di dalam rangkan pembentukan kepribadiannya. Sifat-sifat kemanusiaan manusiapun terbentuk melalui interaksi sosial. Karena di dalamnya terkandung unsur-unsur manusiawi dengan lingkungan manusiawi. Proses berlangsung kait-mengait, dengan tahapan-tahapan sistematis.
Prosesnya bermula dari lingkungan keluarga, yang berlanjut
di dalam kehidupan sosial kemasyarakatan maupun di dalam lingkungan pergaulan
yang lebih luas. Untuk memperjelas bagaimana sesungguhnya kepribadian individu,
akan dijelaskan secara terperincibagaimana proses berlangsungnya.
1. Interaksi Sosial di dalam Keluarga. Keluarga merupakan basis pertama dan utama dalam berbagai rangkaian proses inteaksi sosial yang dialami individu selama hidupnya. Hal tersebut dimungkinkan, karena kedudukan keluarga sebagai komponen terkecil dari struktur masyarakat, merupakan tempat pertama bagi individu mengenal manusia lain diluar dirinya. Di samping itu juga di dalam keluargalah anak mulai mengenal peranan dirinya sebagai manusia.
Proses terjadinya interaksi sosial di dalam lingkungan
keluarga dimulai sejak kelahiran. Saat anak mulai merasakan dunia lain dari
dunia kandungan yang selama ini dikenalnya sebelum kelahiran. Sedangkan
kelahiran itu sendiri merupakan prasyarat bagi seseorang untuk berkembang dan
memiliki kepribadian sendiri.
Tahapan pertama, apa yang diberikan
oleh keluarga merupakan potensi-potensi atau kemungkinan-kemungkinan untuk
berkembang. Pada perkembangan lebih lanjut hal tersebut menadapatkan rangsangan
dan pengarahan dari lingkungan keluarganya sehingga lebih berkembang.
Agar perkembangan yang dicapai dapat berjalan dengan normal dan ideal, peranan keluarga sebagai suatu lingkungan keluarga yang menyediakan segala sarana yang memungkinkan terjadinya perkembangan sangat menentukan.
Agar perkembangan yang dicapai dapat berjalan dengan normal dan ideal, peranan keluarga sebagai suatu lingkungan keluarga yang menyediakan segala sarana yang memungkinkan terjadinya perkembangan sangat menentukan.
Peranan keluarga yang dimaksud dalam hal ini, tidak hanya
menyangkut pemenuhan segala kebutuhan anak yang berwujud materi, tetapi juga
menyangkut pemenuhan kebutuhan psikologis dan sosiaologis. Bahkan dua kebutuhan
tersebut seharusnya mendapatkan porsi yang lebih besar. Karena mengingat
pengaruhnya yang cukup besar pada perkembangan selanjutnya yang dialami anak
pada masa-masa mendatang.
Kebutuhan-kebutuhan psikologis dan sosiologis anak meliputi
penghayatan-penghayatan rohani psikis dan sosial yang dialami anak sebagai suasana,
sikap pergaulan, antara manusia yang mengikat anak didalam keluarganya, yang
kemudian menjadi dasar untuk pergaulannya dengan masyarakat sosial yang lebih
luas. Wujud yang nyata dari hal itu dibnerikan dalam bentuk kasih sayang yang
memberi anak rasa nyaman., rasa diterima serta rasa diakui keberadaanya. Dengan
demikian interakasi sosial yang pertama kali dirasakan anak adalah perlakuan
dan kasih sayang dari kedua orang tuanya, terutama dari ibunya. Pada saat anak
sepenuhnya tergantung dari kedua orang tuanya untuk memenuhi segala
kebutuhannya, baik yang berupa fisik ataupun psikis.
Dengan semakin bertambahnya usia anak yang diikuti oleh
berfungsinya organ-organ tertentu dari tubuhnya, nteraksi sosial yang dialami
anak semakin berkembang. Anak sudah dapat melakukan komunikasi dengan
orangtuanya, meskipun masih dalam bentuk-bentuk yang sangat sederhana dan
bersifat simbolik. Jawaban-jawaban yang diberikan yang diberikan orang tuanya
sebagai pengertian terhadap komunikasi simbolik anak, akan dirasakan sebagai
suatu interaksi sosial, sehingga dengan jawaban-jawaban tersebut anak akan
menentukan sikap yang dianggap sesuai dengan jawaban orang tuanya.
Dengan berfungsinya organ-organ bicara pada anak, komunikasi dengan orang tuanya berkembang dengan penggunaan bahasa, sehingga interaksi sosialpun semakin menampakkan bentuk yang nyata. Anak telah mampu mengungkapkan perasaan yang sebenarnya kepada orangtuanya dan sebaliknya orang tuapun dapat mengerti secara benar perasaan anak. Dalam situasi yang demikian kemungkinan terjadinya hubungan saling pengaruh mempengaruhi antara orang tua dan anak sangat besar.
Setelah anak mampu menggunakan kognisinya yang didukung
dengan berfungsinya secara sempurna keseluruhan inderanya, anak mulai mengerti
wujud yang sebenarnya dari pola-pola interaksi sosial yang berlaku didalam
keluarganya. Pengertian anak didalam hal ini,
terutama didasarkan paa pengalaman-pengalamannya dengan kedua orang tuanya.
Karena itulah keharmonisan hubungan antara suami dan istri sangat diperlukan,
sehingga hala itu memberikan suatu gambaran yang baik kepada anak.
Keduanya harus
mempunyai keseragaman didalam cara dan tekhnik-tekhnik melaksanakan hubungan
dengan anak. Hal itu didasarkan pada suatu kenyataan bahwa untuk perkembangan
kepribadiannya, anak memerlukan kedua orangtuanya sebagai pembimbing, pendidik serta sebagai pengayon. Adalah satu faktor yang menentukan
terjadinya interaksi sosial adalah faktor identiikasi, khususnya didalam rangka
pembentukan ego dan superego anak. Timbulnya identifikasi tersebut didasarkan
pada suatu rasa kagum anak terhadap perbuatan orang tuanya bahkan menyamainya.
Disamping itu juga timbulnya identifikasi disebabkan usaha anak untuk
menghindari hukuman-hukuman yang mungkin diberikan oleh orang tuanya, sehingga
anak berusaha mempersatukan dirinya dengan larangan-larangan yang ditentukan
oleh orang tuanya. Dengan demikian identifikasi dapat dijadikan alasan mengapa
anak-anak cenderung menyerupai orang tua mereka. Jika keluarga dianggap sebagai suatu lingkungan, masyarakat
yang kecil, maka peranannya di dalam rangka pembentukan ego sangat menentukan.
Jika mengingat bahwa ego merupakan hasil dari tindakan saling mempengaruhi
antara lingkungan dengan garis-garis perkembangan yang ditetapkan oleh
keturunan. Begitupun di dalam rangka pembentukan superego anak, keluarga
memegang peranan yang menentukan. Bahkan dalam dalam rangkan pembentukan
superego inilah keluarga sangat menonjol.
Superego merupakan kode moral seseorang yang berkembang dari
ego, sebagai akibat perpaduan yang dialami anak dengan ukuran orang tuanya
mengenai apa yang baikl, apa yang salah, serta apa yang buruk. Dengan
memperpadukan kewibawaan tersebut dengan kewibawaan moril orang tuanya, anak
akan mengganti kewibawaan tersebut dengan kewibawaannya sendiri. Dengan menuangkan kekuasaan orang
tuanya ke dalam batinnya sendiri, anak akan dapat menguasai kelakuannya sesuai
dengan keinginan orangtuanya, dan dengan bertindak seperti itu anak akan
mendapatkan persetujuan dan mencegah kegusaran mereka.
Atau dengan kata lain, anak akan belajar bahwa ia bukan saja
harus tunduk kepada prinsip kenyataan untuk mendapatkan kesenangan, tetapi ia
juga harus mencoba berkelakuan sesuai dengan perintah-perintah moril dari kedua
orangtuanya.
2.
Interaksi Sosial di dalam Lingkungan Kemasyarakatan. Apa yang didapatkan anak dari
lingkungan keluarganya sebagai dasar-dasar untuk menjalani interaksi sosial
yang lebih kompleks di dalam lingkungan masyarakatnya.
Dengan semakin banyaknya manusia yang dikenal anak,
menyebabkan pergaulan anak semakin meluas. Akibatnya apa yang diberikan oleh
keluarganya sebagai dasar tersebut juga akan lebih berkembang, sehingga hal itu
akan lebih menyempurnakan interaksi sosialnya.
Anak akan lebih banyak belajar untuk menyesuaikan diri
dengan keragaman prilaku yang ditemuinya didalam lingkungan masyarakatnya.
Dimana dari penyesuaian diri tersebut, anak mendaptkan pengalaman-pengalaman
baru yang menjadi masukan-masukan yang sanagt berharga bagi anak untuk
pengemangan kepribadian lebih lanjut. Pengalaman-pengalaman tersebut menjadi
dorongan bagi anak untuk lebih mengaktifkan diri menjalani interaksi sosialnya.
Akhirnya pengalaman-pengalaman tersebut berubah menjadi simbol-simbol yang memiliki nilai tersendiri bagi
anak.
Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam
interaksi sosial did alam lingkungan sosial kemasyarakatan ini adalah
lembaga-lembaga sosial tersebut berperan sebagai suatu respon kulturil dari
kebutuhan dasar biologis dan psikologis manusia untuk hidup berkelompok. Juga
sekaligus erfungsi sebagai alat untuk mengembangkandiri dan alat yang
memberikan batas-batas tertentu, agar segala jenis hubungan antar manusia
dipelihara dalam keadaan equilibirium yang dinamis.
Disamping itu juga faktor waktu memegang peranan menentukan.
Lamanya individu menjalani inteaksi sosialnya, memberikan kesempatan kepada
individu untuk bekerjasama dan menemukan pola-pola tingkah laku dan sikap yang
bersifat timbal balik, serta menemukan teknik-teknik hidup bersama yang lebih
baik.
Akibat lebih lanjut terbentuklah integrasi psikologik dan
sosiologik di dalam masyarakat
yang menyebabkan pola, sikap, relasi serta reaksi emosi dari anggota masyarakat
cenderung memiliki kesamaan. Kenampakan
dari integrasi tersebut akan terlihat sebagai kesamaan-kesamaan kepribadian ari
segenap individu yang hidup di dalam lingkungan sosial kemasyarakatan tertentu.
3.
Pengaruh Kebudayaan Terhadap Interaksi Sosial. Proses terjadinya interaksi sosial,
baik didalam lingkungan keluarga maupun di dalam lingkungan sosial
kemasyarakatan yang lebih luas, tidak dapat dilepaskan dari pola kebudayaan
yang berlaku didalam masyarakat tersebut. Karena lingkungan sosial dan kulturil
menetapkan syarat-syarat bagi individu dalam menetapkan bentuk pemuasan
kebutuhan yang mungkin dipilih oleh indiidu, termasuk didalamnya interaksi
sosial.
Hal tersebut sangat mempengaruhi mekanisme kerja dari ego
sebagai pembuat keputusan. Ego berkewajiban menetapkan bentuk tingkah laku
penyesuaian sebaik-baiknya dan sesuai dengan pola-pola kebudayaan yang berlaku,
sehingga apa yang diputuskan sebagai pemuasan kebutuhan akan baik baginya dan
juga bagi lingkungan masyarakatnya yang lebih luas. Atau dengan perkataan lain,
kebudayaan mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak,
berbuat, serta menentukan sikap jika berhubungan dengan orang lain. Karena
keduanya sebenarnya merupakan perwujudan atau abstraksi dari pada prilaku
manusia dengan kepibadian sebagai latar belakangnya.
Demikianlah dengan mengerti bagaimana proses serta pengauh
yang nyata dari interaksi sosial terhadap pembentukan kepribadian seseorang,
diharapkan kita dapat mengerti kepriadian individu secara tepat dengan segala
keunikannya. Sehingga dengan demikian diharapkan kita dapat menentukan sikap
yang sesuai dengan kepribadian seseorang. Hal mana akan menentukan keberhasilan
kita didalam berkomunikasi dengan individu lain sesama.
PENUTUP
KESIMPULAN
Disosiatif
dapat pula menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan
dalam masyarakat. Timbulnya pertentangan merupakan pertanda bahwa akomodasi
yang sebelumnya telah tercapai.
Disosiatif
mungkin akan mendapatkan suatu penyelesaian, namun penyelesaian tersebut hanya
akan dapat diterima untuk sementara waktu, yang dinamakan akomodasi. Ini
berarti kedua belah pihak belum tentu puas sepenuhnya. Suatu keadaan dapat
dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial.
Keempat
bentuk pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan suatu
kontinuitas, di dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan kerja sama yang
kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertikaian untuk akhirnya
sampai pada akomodasi.
Kerjasama
merupakan Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia
untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama untuk mencapai suatu tujuan
bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari
mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam
pembagian kerja serta balas jasa yang akan diterima.
Dalam
perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu diperlukan bagi mereka
yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya dapat terlaksana dengan baik.
Akomodasi adalah suatu perngertian yang digunakan oleh para sosiologi untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan.
Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Akomodasi adalah suatu perngertian yang digunakan oleh para sosiologi untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan.
Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Soerjono
Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Grafindo Persada, 1990
Heri, Jauhari, Penulisan Karya Ilmiah. CV. Pustaka Setia. Bandung
Abdullah, Drs. Aspirasi Sosiologi. CV Pustaka Manggala. Surakarta.
Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar